Pengarang : Iwan Simatupang
Penerbit : Djambatan
Tebal : 148 Halaman
Sinopsis
Novel Ziarah karya Iwan Simatupang adalah novel yang menceritakan seorang pelukis terkenal seantero negeri yang dibuat terkapar tidak berdaya alias
shock dan trauma setelah ditinggal mati istrinya yang sangat dia
cintai. Istri yang dia kawini dalam perkawinan secara tiba-tiba. Suatu
ketika pelukis mencoba bunuh diri karena ketenaran karya lukisnya yang
memikat semua orang dijagat bumi ini mengakibatkan ia memiliki banyak
uang dan membuat dia bingung. Karena kebingungannya ini sang pelukis
berniat bunuh diri dari lantai hotel dan
ketika terjun dia menimpa seorang gadis cantik. Dan tanpa diduga pula
sang pelukis langsung mengadakan hubungan jasmani dengan si gadis
diatas jalan raya. Hal ini membuat orang-orang histeris dan akhirnya
seorang brigadier polisi membawa mereka ke kantor catatan sipil dan
mengawinkan mereka. Hidup bahagia bersama sang istri membuat pelukis benar-benar kehilangan. Apalagi setelah dia
tahu bahwa istrinya mati karena telah melihat ibu kandung ada bersama
gerombolan nona-nona tua yang menyaksikan kebahagiaan mereka saat hidup
dalam gubuk tepi laut. Pelukis pun langsung pergi ke kantor sipil guna
mengurusi penguburan istrinya tetapi tak ada tanggapan positif dari
pengusaha penguburan. Itu terjadi karena pelukis tak tahu apa-apa
tentang istrinya. Yang dia tahu hanyalah kecintaan pada
istrinya. Sehingga mayat istrinya terkatung-katung karena tak memiliki
surat penguburan yang syah. Pelukis pun menghilang ketika dicari
walikota (merupakan walikota kedua dalam novel ini,dia
adalah wakil walikota yang diangkat menjadi walikota setelah walikota
pertama gantung diri karena tak bisa memecahkan masalah mengundang
pelukis saat akan ada kunjungan tamu asing) yang ikut menghadiri penguburan istri pelukis.
Sampai
akhirnya pengusaha penguburan itu menyesali perbuatannya dan dengan
keputusan walikota akhirnya mayat istri pelukis dikuburkan. Sampai
penguburan usai pelukis tak kelihatan. Saat kembali ke gubuknya dia
melihat wanita tua kecil. Tak tahu itu siapa, ternyata adalah ibu kandung
dari si gadis. Bercerita panjang tentang masa lalunya yang suram dan
sampai saat terakhir dia bertatapan dengan anaknya yang justru membuat
delima bagi si anak. Lalu pergi sambil menangis. Dan sesaat kemudian
pelukis ada dalam gubuknya,memandangi keadaan sekitar yang penuh
karangan bunga, membakarnya sampai habis. Hingga tersisa beberapa yang ia
bawa ke kuburan istrinya. Ia titipkan karangan bunga pada centeng
perkuburan. Ziarah tanpa melihat makam istrinya. Setelah
itu hidup pelukis semakin tak tentu arah. Ia seolah tak pernah percaya
bahwa istrinya telah mati. Pagi harinya hanya digunakan untuk menunggu
istrinya ditikungan entah tikungan mana dan malam harinya dituangkan
arak keperutnya, memanggil Tuhannya, meneriakkan nama istrinya, menangis
dan kemudian tertawa keras-keras.
Hingga
akhirnya datang opseter perkuburan yang meminta dia mengapur tembok
perkuburan kota praja yang sebelumnya telah berbekas pamplet-pamplet
polisi bahwa dia dicari. Pelukis
menerima tawaran itu dan esoknya ia mulai bekerja mengapur tembok
perkuburan kotapraja itu 5 jam berturut-turut tiap harinya, sedangkan opseter perkuburan mengintip dari rumah dinasnya. Pekerjaan baru pelukis
ini membawa perubahan tingkah laku pelukis sehingga membuat seluruh
negeri geger. Hingga walikota akan memberhentikan opseter
perkuburan. Tetapi ketika mengantar surat pemberhentian kerja
itu, walikota malah mati sendiri karena kata-kata opseter tentang
proporsi. Sebelumnya juga pernah terjadi kekacauan di negeri karena opseter pekuburan memakai rasionalisme dalam kerjanya dan hanya memberi
instruksi kerja pada selembar kertas pada pegawainya. Setelah
beberapa hari pelukis mengapur tembok perkuburan pada suatu hari dia
bergegas pulang sebelum 5 jam berturut-turut. Opseter perkuburan heran
kemudian mendatanginya dan ternyata pelukis ingin berhenti
bekerja. Opseter kebingungan tetapi pelukis menjelaskan bahwa dia tahu
maksud opseter memperkerjakannya. Bahwa selain untuk kepentingan opseter
sendiri, opseter ingin pelukis menziarahi istrinya yang sudah tiada
itu. Keesokan harinya, opseter ditemukan gantung diri. Pekuburan
geger, tetapi hanya sedikit sekali empati dari pegawai-pegawai
pekuburan. Maklum mereka hanya mengenal opseter lewat instruksi kerjanya
saja tanpa pernah bertemu dan mengenalnya. Penguburan opseter
berlangsung cepat. Setelah penguburan, Pelukis bertemu Maha guru dari opseter yang kemudian menceritakan riwayat Opseter.
Diakhir
cerita, pelukis akhirnya pergi ke balai kota melamar menjadi opseter pekuburan untuk ziarah yang terus-menerus pada mayat-mayat manusia, pada
mayat istrinya.
No comments:
Post a Comment